Selasa, 17 Maret 2009

As'ad P W (20080530139)

Tugas : Wawancara K A P
Pewawancara : As'ad P W
Tempat : Kantin Selatan UMY
Waktu : Selasa 3 Maret 2009

Teman Lama Tapi Tak Kenal

Sebuah cerita tentang dua orang perantau sebut saja Paimen dan Paiman datang dari daerah yang sama menuntut ilmu di jogja. Sebelum bertemu di jogja mereka belum sama – sama kenal namun setelah sebuah kesempatan mempertemukan mereka dan berteman baik hingga saat ini.

Berawal dari sebuah kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan hal ini terjadi namun apalah daya hal itu terjadi juga. Perjalanan pagi dari kota asal sebut saja Suriname Paimen berangkat dengan penuh semangat menuju jogja seorang diri.

Hanya bermodal semangat yang kurang didukung dengan isi dompet yang memadai dan di temani sebuah motor yang mungkin nafasnya sudah senin kamis ia melaju dengan damai. Kota demi kota dilalui dengan lancar hingga memasuki kawasan DIY tepatnya di jalan Magelang sebuah insiden terjadi.

“ greeeeeeeeg…” mesin motor Paimen membisu, perjalananpun terpaksa berhenti padahal tinggal beberapa saat lagi tujuan akan sampai yaitu kampus UMY, lagi – lagi apalah daya hanyalah luluasan SMA, dan matahari lagi semangat untuk bersinar tepat tengah hari sungguh tak bersahabat. Paimen sejenak menghirup nafas dan menggelengkan kepala , tengok kanan kiri, terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi. Ia meletakkan tasnya dan mencoba mencari penyebab membisunya sang motor.

Sesaat montir dadakan pun terlahir, mulai dari tangki bensin diperiksa, satu persatu semuanya dicek hingga berakhir dengan sebuah tendangan kecil pada roda depannya “ uuuuh” Paimen pun duduk pasrah dengan wajah lusuh penuh dengan keputus asaan.

Ia mencoba bangkit dari kepasrahannya, tengok kanan kiripun jadi solusi namun itu belum dapat memecahkan masalahnya. Solusi terakhir adalah kembali ke semula duduk dan pasrah, untuk tanya orang sekitarpun keberanian masih kalah dengan ketakutan karena masih asing dengan daerah tersebut. Kalau pepatah mengatakan “ malu bertanya sesat dijalan” tak berlaku buat Paimen dalam fikirannya adalah “ banyak bertanya menyesatkan”.

Tak berapa lama kesengsaraan serasa hilang pergi jauh setelah sebuah motor dengan plat nomor yang sama, datang tak diundang pulangpun mungkin bisa jadi tak diantar, namun sangat diharapkan kehadirannya.

Paimanlah yang datang menghampiri dan seolah akan jadi seorang pahlawan dengan membawa sekardus solusi. Dengan nada dan logat yang sudah tak asing lagi didengar, Paiman menyapa dan mematikan motor lalu turun dan menyalami Paimen yang langsung menyambutnya dengan senyum dan jabat tangan ala anak muda zaman sekarang.

Melihat keadaan yang menimpa, Paiman pun langsung membantu, tanpa banyak bicara Paiman mulai mengotak – atik mesin motor Paimen, yang mana Paiman ternyata adalah lulusan STM jadi mesin bukanlah hal yang baru baginya. Paimen pun yang dibantu merasa senang dan memulai mengajukan beberapa pertanyaan yang dijawab Paiman sambil memperbaiki mesin.

Tak lama kemudian Paiman berdiri dan menyuruh Paimen mencoba membunyikan motornya. Dengan wajah kegirangan Paimen tersenyum dan tak henti ucapkan terima kasih kepada Paiman, karenanya motor Paimen bisa berfungsi kembali.

Karena merasa ada sebuah persamaan, mereka melanjutkan obrolan disebuah wapirja (warung pinggir jalan) tak jauh dari situ. Mereka saling melempar tanya dan memberi jawaban. Tak lama kemudian obrolan tersebut dihiasi canda dan tawa setelah mengetahui ternyata di kelas satu SMA mereka satu atap sekolah. Tanpa komando, fikiran mereka memutar waktu pulang ke masa lalu dengan cerita yang mereka inget tentunya paling tak terlupakan hal – hal terkonyol semasa sekolah. Karena dulu hanya kenal wajah jadi cerinya tentang siswa – siswa yang tenar di sekolah dan Guru – guru yang unik hingga yang garing dan nge-betein sampai guru killer.

Tak terasa fikiranpun kembali memecah perjalanan mereka ke masa lalu dan mengingatkan ke tujuan mereka semula ke jogja. Mataharipun sudah terlihat malas dan mau bersembunyi menandakan hari sudah sore, mereka berpisah dan tak melupakan transaksi nomor terjadi. Jabat tangan khas anak muda kembali terjadi dan semakin terlihat akrab layaknya sahabat yang pergi telah kembali, lambaian tangan mengakhiri pertemuan mereka.

Hanya berselang beberapa hari setelah mereka menuju tempat masing – masing mereka membuat janji untuk ketemuan di sebuah tempat ngopi yang kebetulan lagi ada acara nonton bareng Liverpool yang mana ternyata mereka sama – sama fans dari club Inggris tersebut. Intensitas pertemuan mereka semakin sering bukan cinta yang timbul karena mereka sama- sama lelaki namun kedekatan emosional mereka terbentuk hingga bersahabat baik hingga tulisan ini selesai dan akan tetap sahabat sampai kapanpun itulah harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar